Selasa, 01 September 2009

mata itu

di penghujung musim sekarat nan pekat
aku memulai mencatat detik sebagai penghuni baru jagad raya
wajah binar mengelilingiku
: tak ada alang kepalang menyertaiku

tapi, itu hanya ceritera para tetangga
yang ikut menyaksikan detik-detik ibu melahirkanku
: akhir yang indah dari perjalanan penuh gundah
begitu dapat kusimpulkan

aku hanya bisa membayangkan, sekarang!
panca indera masih sebatas tanda kala itu
aku masih seperti anak-anak para tetangga
Ibu pun sumbringah

tapi, Bu
seandainya dulu dapat kusaksikan binar matamu
tentu akan menjadi cahaya cinta tulusku kepadamu
di manakah gerangan mata itu, Ibu?
ingin tatapannya menyorot jantungku
membuka mata hatiku
bening, sebening nuranimu
yang mengandungku selama sembilan bulan dilalui

Ibu, izinkan aku mencari mata itu
barangkali dapat mengabadikan keberanian dan ketulusanmu di hatiku

muhammad izzy, pada 00.00 WIB
guluk-guluk, 31 Mei 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar