di penghujung musim sekarat nan pekat
aku memulai mencatat detik sebagai penghuni baru jagad raya
wajah binar mengelilingiku
: tak ada alang kepalang menyertaiku
tapi, itu hanya ceritera para tetangga
yang ikut menyaksikan detik-detik ibu melahirkanku
: akhir yang indah dari perjalanan penuh gundah
begitu dapat kusimpulkan
aku hanya bisa membayangkan, sekarang!
panca indera masih sebatas tanda kala itu
aku masih seperti anak-anak para tetangga
Ibu pun sumbringah
tapi, Bu
seandainya dulu dapat kusaksikan binar matamu
tentu akan menjadi cahaya cinta tulusku kepadamu
di manakah gerangan mata itu, Ibu?
ingin tatapannya menyorot jantungku
membuka mata hatiku
bening, sebening nuranimu
yang mengandungku selama sembilan bulan dilalui
Ibu, izinkan aku mencari mata itu
barangkali dapat mengabadikan keberanian dan ketulusanmu di hatiku
muhammad izzy, pada 00.00 WIB
guluk-guluk, 31 Mei 2008
Selasa, 01 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar