Jumat, 04 September 2009

KISAH NYATA

Berikut ini sepenggal kisah insan cendikia yang tidak dapat jujur pada hati nuraninya sendiri. Pasalnya, Universitas Wiraraja (UNIJA) yang dimotori oleh DR. Ir. Ida Ekawati, MP sebagai rektor mendukung penuh terhadap rencana pembangungan PLTN di Madura. Namun pada kesempatan yang lain mahasiswa UNIJA yang diorganisir Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNIJA, menolak dengan tegas terhadap pembangunan PLTN di Madura.
Mohon berhenti sejenak, bayangkan bagaimana ini terjadi. Lalu bikin sebuah gambar mewakili imajinasi anda barusan.
Oke lanjutkan,,,,,
Hal ini terjadi tahun 2006 kemarin dan diberitakan oleh banyak media. Berikut ini akan saya selipkan naskah asli berita yang dipublikasikan dinas INFOKOM dari masing-masing kubu.
Berikut ini berita tentang dukungan UNIJA terhadap pembangunan PLTN yang diberikatan oleh Yasik dan Esha dari News Room INFOKOM pada Selasa, 28 Februari 2006:
"Kendati banyak ditentang oleh beberapa kalangan terkait rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Madura, namun Universitas Wiraraja (UNIJA) Sumenep tetap mendukung realisasi pengembangan nuklir di Madura. Bahkan UNIJA siap menerima kecaman dari pihak manapun atas persetujuan sikap program nuklir itu.
Ketua Yayasan Universitas Wiraraja Sumenep, Drs. H. Kurniadi Wijaya, M.Si mengatakan, dibandingkan dengan kecelakaan lalulintas, korban radiasi nuklir masih jauh lebih sedikit yang tidak sampai 1 prosennya, itu pun akaibat terjadi kebocoran radiasi.
Selama ini, negara berkembang telah dibodohi oleh negara-negara maju, tentang bahaya nuklir, padahal, sebenarnya mereka juga menggunakan dan mengembangkan tenaga nuklir itu sebagai bahan alternatif terhadap kebutuhan energi.
H. Kurniadi Wijaya yang juga Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Sumenep ini menjelaskan, saat ini Universitas Wiraraja sedang bekerjasama dengan Badan Tenaga Atom dan Nuklir (BATAN) Nasional untuk pengembangan pertanian di Sumenep."

Namun sembilan bulan berikutnya mahasiswa UNIJA angkat bicara. Mereka menolah rencana pembangunan PLTN di Madura. Demikian berita yang diluncurkan dari news room INFOKOM:
"Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Wiraraja Sumenep menolak lembaganya untuk berkerja sama dengan BATAN dalam rangka pengembangan PLTN di Madura. Meraka melakukan aksi penolakan bersamaan dengan acara Workshop on Publik Information and Education Desalination antara UNIJA, BATAN dan IEIA di Hotel Utami Sumekar Sumenep, Selasa pagi (28/11).

Ditemui disela-sela aksinya, Ketua BEM UNIJA, Sugianto menjelaskan, pembangunan PLTN bukan alternatif terakhir untuk mengembangkan dan membangkitkan listrik, tetapi masih banyak cara untuk pengembangan listrik, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA), karena PLTN akan membahayakan ekosistem sekitar pembangunannya. BEM UNIJA tetap akan menolak pembangunan PLTN di Madura, mengingat PLTN itu pemanfaatannya bukan untuk masyarakat Madura, tetapi sekitar 80 prosen pengembangan listrik dengan PLTN itu untuk masyarakat luar Madura.

Sugianto mengatakan, meskipun pemerintah mengatakan bahwa pembangunan PLTN terjamin keamanannya, tetapi efek negatifnya tidak sepadan dengan efek positifnya.

Ditempat yang sama Rektor UNIJA Sumenep, Dr. Ir. Ida Ekawati, MP menandaskan, aksi penolakan mahasiswa itu merupakan dinamika sebagai pendorong civitas lembaganya. Namun yang pasti UNIJA telah melakukan sosialisasi kepada mahasiswa, baik dampak positif dan negatif dari teknologi nuklir ini, hanya saja kemungkinan sebagian dari mahasiswa yang menolak itu belum sempat mengikuti sosialisasi dan memahami penggunaan teknologi nuklir secara utuh.

Menyoal sosialisasi kepada masyarakat, Ida Ekawati mengaku, selama ini pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dibeberapa Kecamatan, bahkan dalam sosialisasi ini pihaknya juga menjabarkan keuntungan dan kerugian dari penggunaan tenaga nuklir tersebut".

Semoga kebenaran sejati akan meluruskan semuanya...
Dapatkan lebih banyak lagi info tentang Sumenep di: http://www.sumenep.go.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar