Senin, 12 Oktober 2009

DATANG DAN PERGI

Aku tidak tahu seberapa berharganya kehadiranmu
sejak kepergianmu, gemuruh rinduku terus bergelegar
tak kenal ruang dan waktu

Rabu, 07 Oktober 2009

SEBUAH SMS 4 JAM YANG LALU

Allah berikan kesulitan agar kita belajar jadi kuat
Allah berikan masalah agar kita belajar jadi bijak
Allah berikan rintangan agar kita belajar jadi berani
Allah hadirkan orang-orang dalam kesulitan untuk kita bantu agar kita belajar MENGASIHI
Semua yang Allah buat dalam hidup kita itu selalu yang TERBAIK

ingin kubalas "terima kasih" sms itu.
tapi sampai sekarang belum juga kubalas

Selasa, 06 Oktober 2009

SEPENGGAL NARASI DARA YANG SEDANG JATUH CINTA

Seandainya ada yang lebih indah dari cintaku padamu..
Itu pasti adalah cintamu padaku..

Seandainya sekejap bersamamu
pasti akan terlahir berjuta makna rasa..

Seandainya ada yang lebih bermakna dari semua mimpiku...
Itu mungkin hanya bersamamu...

Seandainya ada yang lebih manis dari luka yang kau goreskan..
mungkin itu uluran kasihmu...

Seandainya bukan hanya SEANDAINYA...
dan kau betul - betul ada disampingku..
mungkin semuanya akan nyata....
dan aku akan bahagia....

berikut ini orangnya:

Minggu, 04 Oktober 2009

GRAFOLOGI: Sebuah Perkenalan dengannya

Dua hari lalu aku tidak bisa tidur hingga puluhan menit setelah aku merasa sangat ngantuk. Tanpa sengaja saat aku merebahkan sebelah tubuhku di sepanjang batang guling yang tergeletak kaku, tanganku terhempas di atas tumpukan koran bekas yang telah lama tak terjamah. Kuambil sekenanya dan kubaca di bagian etalase. Terdapat sosok perempuan yang seakan menatapku agak membelakangi. Ada satu kata yang tak aku mengerti. Lalu kubuka halaman 34 sesuai perintah untuk membaca selengkapnya.

Di halaman tersebut terdapat empat petak untuk empat tulisan yang berbeda. Kubaca satu persatu keempat tulisan tersebut mengisahkan empat orang grafolog Indonesia. Entah di menit yang keberapa puluh aku bisa melahap seluruh halaman itu tanpa satu katapun yang tersisa.

Tulisan-tulisan tersebut menyisakan relasi antara hasrat, keinginan dan kemampuan di dalam otak. Hingga terbersit untuk mengurungkan tidur dan kembali ke kantor untuk browsing. Ingin aku melahap habis artikel-artikel dan buku-buku grafologi malam itu. Namun karena beberapa hal yang sangat sederhana kuputuskan untuk tidur. Biar besok saja aku pelajari itu semua.

Namun otak tetap saja berputar menggilas rasa kantuk hingga habis sama sekali. Tak sabar rasanya menunggu hari esok.

Entah pada berapa jam kemudian aku pun tertidur. Namun sepertinya otak tidak bisa tidur. Di tengah malam aku selalu terbangun hingga jam 3 dini hari mataku terbuka lagi. Aku pun beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Ingin rasanya matahari terbit begitu cepat. Karena aku akan mendapatkan ilmu baru hari itu. Hasrat itu begitu lugu menggerakkan hati untuk terus mencari.

Lama-lama teringat pada suatu waktu di masa lalu. Kala itu kuambil selembar koran yang tersobek di tengah jalan. Berita-beritanya menggelikan waktu itu. Seluruhan isinya berita kriminal seksual yang menyimpang. Mulai dari pemerkosaan perempuan tak berkelamin hingga kasus menyetubuhi mayat seorang gadis yang telah 7 hari dikuburkan.

Sebelum kubuang koran itu mataku tertuju pada kolom kecil di pojok bawah yang memanjang di bagian pinggir. Mengenali potensi seksual perempuan dari tulisan tangannya. Begitu judul di kolom kecil itu. Jika tulisannya bersambung, perempuan itu hanya bisa ejakulasi satu kali. Namun butuh waktu lama. Sedang perempuan yang tulisannya pecah satu sama lain, ia cepat ejakulasi. Tetapi dapat ejakulasi lebih dari satu kali.

Ternyata grafologi tidak benar-benar baru kutemui malam itu. Hanya saja sekarang seakan mendapat ilham tentang ilmu itu. Dengan ilmu itu bisa membaca karakter, potensi dan kondisi kejiwaan seseorang. Hati kecilku mengisyaratkan, saya harus menguasai ilmu itu. Sekalipun tidak untuk menjadi grafolog yang bisa dibayar mahal dengan menjadi HRD perusahaan. Setidaknya saya mampu menemukan potensi diri saya sendiri sebelum membuat orang lain menemukan potensi dirinya.

***

Keesokannya, tepatnya kemarin 4 Oktober 2009 dua artikel kubaca. Aku berhenti sejenak setelah kubaca dengan cermat. Ternyata aku tidak begitu baik kuasumsikan. Namun sesekali aku tertawa kecil pada diri sendiri dengan hasil penafsiranku melalu oret-oretan pada secarik kertas.

Tepat jam 11.00 WIB aku beranjak dari depan komputer. Aku harus masuk kuliah. Di sepanjang jalan menuju kampus otakku kembali berputar. Siapa kira-kira di kampus yang akan kumintai menulis di secarik kertas dan menandatanginya tiga kali dengan tanda tangan yang sama. Sesampainya di kantin kampus, dua teman sesemester duduk satu meja. Saat mereka mau memulai pembicaraan aku potong dan kuminta buku agendanya lalu memintanya tanda tanga tiga kali. Lalu kujelaskan kepribadian dan kondisi kejiwaannya. Mereka terkejut dan mengira aku memiliki ilmu ghaib. Kemudian memaksaku untuk menjelaskan apa yang baru saja aku lakukan. Mereka begitu jujur memperlihatkan kalau tafsiranku benar.

Kamis, 01 Oktober 2009

MUSIC IS MY LIFE: I love you full


Ada banyak pertanyaan tentang mencuatnya lagu Mbah Surip. Kenapa lagu yang seperti itu tiba-tiba booming dan merambah segala penjuru dalam “sekejab”. Lagu-lagu gokil atau lirik yang bernuansa humor semakin laris di masyarakat.

Tentu musik tidaklah sedekar musik. Lirik tidak terangkai begitu saja. Dan tak selamanya harus “melalui” penekuran inspirasi yang dalam atau isyarat hati yang penuh misteri. Musik lahir karena perannya yang menjadi keniscayaan dalam suatu masa. Dan musik akan abadi bersama zamannya. Karena kehidupan dan musik tak ubahnya dua mata uang yang menyatu menjadikan kehidupan yang indah penuh nada dan irama.

Sebenarnya musik tidaklah harus dicipta dan dirangkai oleh manusia. Musik ada di sekitar kita. Di manapun kita berada. Karena musik adalah kehidupan itu sendiri. Namun tak semua orang sadar bahwa tak sekejab pun dalam hidup ini berlalu tanpa musik. Manusia mencipta alat musik, lagu-lagu, lalu menyanyikannya karena kerinduannya pada irama dan nada yang pernah dirasa. Mereka tak sanggup menanggung kerinduan itu dan mencoba mengabadikannya dalam narasi dan dilantunkan dengan iringan musik yang dibuatnya.

Jika orang-orang mempertanyakan kenapa lagu-lagu mbah Surip yang terkesan guyonan dan asal-asalan digandrungi banyak orang. Tidak lain karena itulah keniscayaan pilihan yang tergerak dari naluri suci setiap insan. Orang-orang suka lagu-lagu Mbah Surip bukan karena memiliki narasi yang seakan mengilustrasikan perjalanan hidupnya. Namun naluri alamiah yang secara spontan merasa senang dan tenang saat menyimaknya. Itulah ekspresi paling tulus setiap pribadi seseorang. Semua orang di Indonesia hampir stress dan depresi dengan keadaan negeri ini yang menjauhkan penduduknya dari jati dirinya yang hakiki. Mereka jenuh untuk menjalani hidupnya dengan sungguh-sungguh.

Bagi Mbah Surip, musik adalah jalan hidup. Ia lakukan apapun untuk musik. Dan ia abdikan hidupnya melalui musik. Termasuk juga cara dia mengungkapkan aspirasinya. Lagu-lagunya yang berlirik dan beraransemen asal-asalan dan apa adanya itu ia menyebutnya sebagai upaya “belajar salah”. “Belajar Salah” bukan bermaksud untuk belajar mencuri, berbohong, atau menipu, melainkan merupakan sebuah sindiran Mbah Surip bagi orang-orang yang selalu merasa benar sendiri tanpa menghiraukan orang lain.

Pada dasarnya semua orang punya naluri untuk berbuat baik dalam hidupnya. Namun naluri itu akan musnah begitu saja saat segala kemungkinan dirasa mustahil. Saat negeri ini tak terkirakan betapa memiriskan, semua orang tergerak hatinya bagaimana negeri ini dapat jaya. Seandainya dapat mereka jangkau, setiap pribadi itu akan memperbaiki semampunya.